HUBUNGAN MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
I.
PENDAHULUAN
Manusia dan lingkungan
hidup (alam) memiliki hubungan sangat erat. Keduanya saling memberi dan
menerima pengaruh besar satu sama lain. Pengaruh alam terhadap manusiamanusia
lebih bersifat pasif, sedangkan pengaruh manusia terhadap alam lebih bersifat
aktif. Manusia memiliki kemampuan eksploitatif terhadap alam sehingga mampu
mengubahnya sesuai yang dikehendakinya. Dan walaupun alam tidak memilikim
keinginan dan kemampuan aktif-eksploitatif terhadap manusia, namun pelan tapi
pasti, apa yang terjadi pada alam, langsung atau tidak langsung, akan terasa
pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Lingkungan yang indah dan lestari akan
membawa pengaruh positif bagi kesehatan dan bahkan keselamatan manusia;
sebaliknya, lingkungan yang buruk bagi kehidupan manusia. Tindakan eksploitatif
manipulatif terhadap alam akan mengakibatkan kerusakan langsung terhadap alam,
dan secara tidak langsung hal itu akan berdampak negatif bagi kehidupan manusia
khususnya, dan kehidupan berbagai mahluk lain pada umumnya. Sebaliknya, apabila
manusia menunjukkan kasih sayang yang besar terhadap alam, dengan memelihara
dan melestarikannya, maka alam akan menjamin kelangsungan hidup manusia dalam
suasana nyaman dan menyenangkan.
Kemajuan ilmu dan
teknologi manusia telah banyak membawa kesejahteraan hidup mereka. Namun
tampaknya kesejahteraan ini diperoleh bukannya tanpa resiko terhadap ancaman
eksistensi mereka sebagai organisme hidup. Produk-produk industry akan
dibarengi dengan hasil sampingan yang bisa merusak kualitas lingkungan hidup
manusia di samping bahwa produk itu sendiri di belakang harinya. Inilah
sebabnya maka dalam dunia modern seperti sekarang ini manusia menjadi semakin
sadar akan masalah lingkungan hidup mereka.
A.Pengertian Manusia.
Manusia adalah organisme yang sangat
kompleks, dimana secara hirarkinya didasari oleh latar belakang atau asal usul
dari penciptaan manusia itu sendiri(1). Karena manusia itu mempunyai jiwa
fisik, yang mana keduanya mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam arti lain menyatakan bahwa manusia
adalah makhluk yang memiliki dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis
(individu) dan makhluk sosial(2). Menurut Van den Daele pada dasarnya ada dua
proses perubahan yang saling bertentangan yang terjadi secara bersamaan selama
kehidupan itu berlangsung, yaitu proses perkembangan dan perubahan yang
mendasar dari pengaruh internalisasi dan eksternalisasi pada manusia itu
sendiri. Proses-proses tersebut mengakibatkan terjadinya berbagai macam
perubahan pola pikir manusia yang secara alamiah sudah tertanam sejak ia
dilahirkan. Perubahan pola pikir mengakibatkan terjadinya keanekaragaman
hasil-hasil kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi(3).
Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya(4). Lingkungan merupakan sebagai sebuah system (satu kesatuan) yang tersusun dari komponen fisik, biotik, serta cultural yang dalam keadaan yang equibilium (seimbang) serta berorientasi untuk kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya(4). Lingkungan merupakan sebagai sebuah system (satu kesatuan) yang tersusun dari komponen fisik, biotik, serta cultural yang dalam keadaan yang equibilium (seimbang) serta berorientasi untuk kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.
B.Hubungan Antara
Manusia Dan Lingkungan
1.Manusia Dan
Lingkungan
Lingkungan dan masyarakat merupakan
dua konsep yang memiliki keterkaitan secara fungsional dalam konteks ekologi
dan ekosistem. Secara konsepsional bahwa manusia merupakan faktor dominan
terhadap lingkungannya (man ecological dominant concept) telah menampakan
fenomena kehidupan yang antar wilayah dan antar masyarakat. Beragam aktivitas,
perbedaan tingkat kesejahteraan dan dinamika perubahan masyarakat merupakan
konsekuensi logis dari konsep tersebut.
Banyaknya pendapat yang menyatakan
bahwa di permukaan bumi ini terdapat hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungan alam. Pada garis besarnya adalah :
a.
Kehidupan
manusia dan kebudayaan ditentukan oleh alam.
b.
Manusia
dan kebudayaan tidak ditentukan oleh alam, tetapi manusia mempunyai peranan
aktif terhadap alam sehingga manusia dapat memilih kebudayaannya sedangkan alam
hanya memberikan kemungkinan-kemungkinan saja.
Pendapat pertama merupakan paham
determinis yang menyatakan bahwa faktor-faktor geografik atau alam sering
memmaikan mperanan yang dinamik dalam perkembangan kebudayaan manusia berarti
alam tidak memerankan peranan yang pasif. Sedangkan pendapat kedua merupakan
pandangan possibilis bahwa hampir semua praktek kebudayaan yang spesifik tidak
dengan logis dikembalikan langsung pada alam sebagai habitat geografis
semata-mata, melainkan manusia yang memegang peranan dalam menentukan budayanya
(aktif). Dengan demikian bahwa setiap pernyataan yang dimiliki oleh paham
determinis dan paham possibilis tidak selalu benar dan tidak selalu salah
karena tergantung dengan keadaan alam atau manusia sendiri.
a) Fisis
Determinis
Para ahli fisis determinis berpendapat
bahwa keadaan alam suatu daerah seperti cuaca, iklim, persediaan air, jenis
tanah, jenis batuan lingkungan sosial serta fauna flora dimana manusia itu
berada akan menentukan sifat lahir dan rohaniahnya. Apabila manusia tidak
menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut maka manusia yang bersangkutan akan
binasa. Pandangan tersebut jenas sekali bahwa tidak ada tawar
menawar antara manusia dengan alam sehingga kreatifitas manusia untuk mengubah
alam tidak nampak, seolah-olah manusia sebagai manusia yang pasif di dunia.
Paham determinis ini dipengaruhi oleh
pendapat Charles Darwin yang berpendapat bahwa manusia untuk mencapai
tujuannya dengan jalan merencanakan sedangkan alam dapat mencapai tujuannya
dengan jalan seleksi. Dengan demikian untuk lolos dari seleksi alam maka
muncul apa yang dinamakan dengan perjuangan hidup, hanya hewan (manusia) paling
ulet yang mampu menyesuaikan diri dengan iklim dan suasana disekitarnya maka
mereka lah yang berhasil mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pandangan ahli
fisis determinis mengenai manusia dengan lingkungannya dalah sebagai berikut:
v Hipocrates
Menghubungkan kondisi udara dan tanah
atau tempat dengan kondisi kesehatan manusia.
v Aristoteles
Menyatakan bahwa bangsa-bangsa yang
terdapat dibenua Eropa terutama mereka yang menenpati wilayah dingin mempunyai
semangat yang tinggi tetapi intelegensinya kurang dan masyarakatnya dalam
mengelola alam tidak terampil sehingga organisasi sosialnya lemah, secara
politis tidak dapat mengalahkan negara tetangga mereka. Sedangkan penduduk di
Asia cukup terampil dan mempunyai intelegensi yang tinggi tetapi mempunyai
semangat yang lemah sehingga mudah di jajah oleh bangsa lain. adapun bangsa
Yunani berada di antara benua Asia dan Eropa mempunyai sifat-sifat yang terbaik
daripada bangsa –bangsa Asia dan Eropa.
v Jean Bodin (1530 – 1596)
Mengemukakan ciri-ciri penduduk Eropa
dengan tiga zone iklim yaitu:
ü Di Utara merupakan zone dingin
membentuk manusia yang kuat tetapi mentalnya lemah, dalam dunia politik
masyarakatnya cenderung lebih menyukai sistem demokrasi.
ü Di Selatan merupakan zone panas
menciptakan manusia yang mempunyai intelegensi tinggi tetapi malas bekerja,
dalam dunia politik masyarakatnya bersifat pasif.
ü Di bagian tengah merupakan zona
hangat, menciptakan masyarakat yang mempunyai ciri-ciri campuran antara
masyarakat yang rajin bekerja dengan masyarakat yang mempunyai intelegensi
tinggi dan mereka mempunyai pemerintahan dengan sistem kerajaan.
v Montesquieu
Hubungan antara Geografi dengan
politik yang berpusat pada iklim. Bahwa panas yang tinggi melemahkan
kekuatan dan keberanian manusia, sedangkan pada iklim yang dingin menumbuhkan
kekuatan jiwa tertentu yang memungkinkan manusia berbuat langgeng,
menngejutkan, besar dan berani. Kesimpulan dari pernyataan di atas
bahwa manusia yang berada di wilayah iklim panas mempunyai jiwa pengecut
sehingga mereka menjadi budak sedangkan manusia yang menepati iklim dingin
mempunyai keberanian sehingga mempunyai jiwa yang bebas.
v Karl Ritter
Berpendapat bahwa faktor alam
merupakan faktor yang utama dalam setiap gejala yang berhubungan dengan manusia.
Adapun kehidupan manusia tidak terlepas daro kehendak Tuhan.
v Friederich Ratzel
Berpendapat bahwa alam menentukan
kehidupan dan kebudayaan manusia. Yang banyak menerima pandangan dari Darwin
melalui pendekatan deduktif.
v Elsworth Hungtington
Seorang yang berpandangan pada
determinis iklim yang menyatakan bahwa iklim suatu daerah menentukan corak
kebudayaan dan intelegensi penduduknya.
v Griffith Taylor
Seorang ahli geografi yang menganut
fisis determinis baru dengan teori Stop dan Jalan bahwa di berbagai
wilayah permukaan bumi kelihatannya manusia seakan-akan tidak dikendalikan oleh
lingkungan alan melainkan lingkungan manusia berusaha untuk mengubah
lingkungannya, padahal alam untuk sementara waktu sedang menghentikan
rencana-rencananya, jika alam mulai lagi dengan rencananya maka hasil karya
manusia di alam ini dapat dihancurkan (stop dan jalan) artinya manusia tidak
melihat rencana alam tersebut sehingga terjadi benturan.
Sebagai contoh kota San
Fransisco di pantai Barat Amerika Serikat pernah hancur akibat gempa bumi
tektonik yang disebabkan oleh pergeseran lempeng Pasifik di San Andreas pada
tahun 1906. Tetapi dengan waktu yang tidak begitu lama kota dibangun kembali.
Pada tanggal 17 Oktober 1989 terjadi lagi gempa bumi sehingga kehancuran tidak
lagi dielakkan. Penduduk wilayah tersebut kurang menyadari bahwa San Fransisco
merupakan zone pergeseran lempeng tektonik sehingga rencana manusia terjadi
benturan dengan rencana alam.
Menurut paham fisis determinis bahwa
lingkungan fisis dan biotik mempunyai peranan dalam menentukan sikap dan
tindakan manusia. Adapun kondisi fisik (abiotik) tersebut meliputi : L (lahan),
A (air), T (tumbuhan), I (iklim), H (hewan), dan U (udara).
|
v Possibilisme
Munculnya paham possibilis merupakan
reaksi terhadap paham fisis determinis karena memandang manusia sebagai makhluk
yang pasif, sehingga tidak dapat berbuat sesuatu untuk meningkatkan hidupnya.
Manusia sebagai makhluk yang berakal mampu mengatasi kekuatan alam, manusia
berusaha untuk mengubah keadaan sekelilingnya demi masa depan kehidupan yang
lebih baik.
v Paul Vidal de la Balche
Menyatakan bahwa alam bukan
merupakan penentu suatu kebudayaan, fisik dan rohani manusia tetapi alam hanya
berfungsi sebagai pemberi kemungkinan terhadap aktivitas manusia sebagai
makhluk yang bertindak aktif, tidak menunggu segala sesuatu yang disediakan
oleh alam. Alam memberikan kemungkinan segala alternatif terhadap manusia,
cara memilih kemungkinan-kemungkinan alamiah melalui kebudayaan yang dimiliki
setiap masyarakat di berbagai wilayah.
v Jean Brunhes
Menyatakan bahwa alam merupakan
sumber dari segala kemungkinan yang membantu aktivitas manusia dalam perjuangan
kehidupannya. Sehubung hal itu manusia menentukan pilihan atas berbagai
kemungkinan tersedia. Brunhes mengutamakan kelompok dalam menciptakan
kenyataan terhadap bentang alam, manusia tidak sendirian mengubah alam
lingkungannya tetapi bersama-sama dengan kelompoknya untuk mencapai tujuan maka
kelompok manusia tersebut melahirkan suatu kebudayaan.
v Carl O Sauer
Pemikirannya tentang interelasi
manusia dengan alam, sedangkan pandangannya mengenai alam yaitu bahwa alam
memberikan kemungkinan dan kesempatan yang bisa dimanfaatkan oleh manusia,
sifat-sifat dan fenomena alam.
v Le Lannau
Berpendapat bahwa manusia di
lingkungan tempat tinggalnya tidak aktif secara sendiri-sendiri dan setiap
aktivitas manusia akan membekas di permukaan bumi.
Pengaruh manusia terhadap lingkungan
alam menjadi semakin dominan sehingga terjadi timbal balik antara manusia
dengan alam maupun dengan kehidupan manusia seperti adanya kerusakan lingkungan
maupun bencana alam akibat dari hasil aktivitas manusia.
Komponen M (manusia)
dilingkungan alam dapat digolongkan ke dalam masyarakat yang sedang berkembang
atau masyarakat maju, sehingga mereka mampu untuk mengola alam.
Manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya merupakan bentuk dari mata pencaharian yang tidak dapat terlepas dari
lingkungan, hubungan antara manusia dengan lingkungan merupakan bentuk interkasi
baik saling menguntungkan maupun merugikan lingkungan akibat terlalu
dieksploitasi yang berlebihan sehingga merugikan manusia itu sendiri.
Soerjani mengatakan bahwa di dalam
sistem lingkungan hidup terdapat tiga komponen utama yaitu :
a.Lingkungan hidup alami
Manusia yang terdapat di dalamnya
hidup selaras dengan alam sehingga manusia tersebut tunduk kepada hukum-hukum
alam yang berlaku. Manusia tidak hanya melakukan perubahan terhadap lingkungan
dan di dalamnya hidup secara Immanen.
b.Lingkungan hidup buatan
Manusia dapat hidup dan berkembang
berkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya sehingga kebudayaanya
pun semakin berkembang. Dalam perkembangannya lingkungan budaya mutlak
diperlukan untuk meningkatkan daya dukung sumber daya alam terhadap kualitas
hidup manusia.
c..Lingkungan hidup sosial
Manusia dipermukaan bumi tidak hidup
sendiri melainkan bersama-sama dengan manusia lain. Kehidupan bersama ini
merupakan jaringan hubungan sosial antara manusia yang melahirkan
pranata-pranata sosial yang berfungsi mengatur kehidupannya.
Diantara ketiga komponen tersebut
diperlukan keseimbangan melalui proses seleksi atau adaptasi. Proses ini
terjadi karena adanya aliran materi, energi dan informasi diantara ketinganya.
Melalui upaya keseimbangan diantara ketiganya, manusia sekaligus dapat memenuhi
kewajibannya memelihara hubungan yang serasi dengan sesama manusia, manusia
dengan lingkungannnya dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa sebagai
Pencipta.
2. Masyarakat Dan Kebudayaan
Masyarakat adalah orang yang hidup
bersama yang menghasilkan kebudayaan. Kata kebudayaan berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu buddhayah, bentuk jamak dari buddhi yaitu budi
atau akal sehingga kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan
dengan akal atau budi. Kebudayaan adalah segala yang dihasilkan manusia
berdasarkan kemampuan akalnya.
Adapun istilah culture merupakan
istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan yang berasal dari
bahasa Latin yaitu colere artinya mengolah atau mengerjakan yaitu mengolah
tanah atau bertani. Maka dapat diartikan bahwa culture merupakan sebagai segala
daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Unsur kebudayaan universal berdasarkan
tingkat keabstrakan dan kekongkretan adalah sebagai berikut:
Sistem Teknologi Atau Peralatan
Sistem Mata Pencaharian hidup dan
sistem-sistem ekonomi.
Sistem Kemasyarakatan (sistem
kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan)
Sistem Pengetahuan
Sistem Kesenian (seni rupa, seni
suara, seni gerak dan sebagainya)
Sistem Religi (sistem
kepercayaan)
Sistem Bahasa (lisan maupun tulis)
Terdapat tiga macam bagaimana
kebudayaan itu dipelajari dan diterima sebagai milikinya yaitu :
a) Kebudayaan diperoleh manusia
melalui pengalaman hidup dalam menghadapi lingkungannya (terutama aspek fisik
baik hayati maupun non hayati diluar manusia).
b) Kebudayaan diperoleh manusia
melalui pengalaman hidupnya sebagai makhluk sosial (unsur-unsur lingkungan
sosial sebagai konsekuensi dari berbagai bentuk hubungan sosial meliputi:
interaksi, interdependensi, adaptasi, imitasi, sosialisasi).
c) Kebudayaan diperoleh manusia
melalui komunikasi simbolik (benda, manusia, tindakan, ucapan, gerak tubuh,
peristiwa yang memiliki makna).
Masyarakat sebagai pendukung suatu
kebudayaan telah menciptakan kebudayaan tersebut karena adanya dorongan dan
tuntutan berbagai kebutuhan meliputi kebutuhan jasmaniah, kebutuhan sosial dan
kebutuhan kejiwaan. Dengan demikian untuk melihat peranan masyarakat dalam
kebudayaan baik secara langsung maupun tidak langsung kebudayaan menentukan
tindakan dan gagasan manusia yaitu:
a)Determinisme
Pandangan ini berasal dari ahli
sosiologi Perancis bernama Emile Durkheim menunjukan bahwa kebudayaan memiliki
bukti yaitu dengan ciri khas yang bersifat eksternal, memaksa dan umum.
Eksternal artinya kebudayaan tidak tunduk
kepada kemauan individu tetapi sebaliknya bahwa kebudayaan menentukan individu
dan masyarakat.
Memaksa artinya kebudayaan merupakan kontrol (aturan) sosial dan tidak
mempunyai sanksi. Dengan demikian bahwa kebudayaan mempunyai aturan yang
memaksa terhadap masyarakat dan masyarakat harus tunduk terhadap nilai-nilai
yang tercantum dalam kebudayaan.
Umum artinya bahwa kebudayaan
mempunyai aturan yang mengikat terhadap masyarakat sebagai pendukung kebudayaan
yang bersangkutan.
b) Psikologisme
Kebudayaan merupakan hasil tindakan
individu dalam masyarakat yang merupakan proses psikologis. Bahwa lingkungan
sosial dan lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia hanya merupakan
komponen yang berada diluar pikiran dan tindakan. Paham ini lebih menekankan
pada kebebasan untuk menuangkan ide dan tindakan menusia dalam membentuk
kebudayaanya.
3. Konsep Kebudayaan Dalam Geografi
Salah satu pendiri geografi modern,
Alexander Van Flumboldt (1760 – 1899) melalui pengetahuan dari studinya tentang
bentang lahan, iklim, dan vegetasi di Amerika Latin mencoba membahas adanya
perbedaan kebudayaan.
Hipoerates, Aristoteles, dan Jean
Bodin menggambarkan adanya pengaruh setiap habitat terhadap penduduknya. Sebagai
contoh, karena iklim di Eropa terdiri dari dari beberapa musim sehingga fisik –
fisik orang eropa lebih besar daripada orang – orang Asia. Demikian juga dalam
hal perjuangan, organisasi maupun politik.
4. Environmentalism
Environmentalism adalah perlindungan
lingkungan hidup dari pengaruh- pengaruh luar, misalnya pencemaran, bising,
pemanasan global, dan perusakan sumber daya alam.
Polusi atau pencemaran lingkungan
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen
lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Zat atau bahan yang dapat
mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut
polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup.
Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfungsi bagi
tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
o
Jumlahnya
melebihi jumlah normal
o
Berada
pada waktu yang tidak tepat
o
Berada
pada tempat yang tidak tepat
Sifat
polutan adalah:
·
Merusak
untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak
lagi
·
Merusak
dalam jangka waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah.
Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh
sampai tingkat yang merusak.
Macam – macam pencemaran (polusi)
yaitu:
a) Pencemaran udara, dapat
berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai Karbon monoksida (CO) dan lainnya.
Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya,
nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan
jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan,
tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup,
dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat
kelainan gen, dan bahkan kematian.
b) Pencemaran air, polusi air
dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:
![*](file:///C:/Users/Toshiba/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan
industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat
racun.
![*](file:///C:/Users/Toshiba/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
![*](file:///C:/Users/Toshiba/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral
yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming
alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis
karena sinar matahari terhalang.
c) Pencemaran tanah, disebabkan oleh
beberapa jenis pencemaran berikut ini :
·
Sampah-sampah
plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng.
pecahan kaca, dan kaleng.
·
Detergen
yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit
diuraikan)
diuraikan)
·
Zat
kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.
d) Pencemaran
udara, disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru
mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu
pendengaran.
B. Dampak
Perubahan Lingkungan Terhadap Kehidupan Manusia
Pada saat ini terjadinya kemerosotan
kualitas lingkungan sudah menjangkau ke berbagai kehidupan seperti : terjadinya
mutasi gen manusia terselubung, hujan asam, dampak rumah kaca, penipisan
lapisan ozon yang terus meningkat.
1. Mutasi Gen Manusia Terselubung
Disebabkan karena berkembangnya
teknologi kedokteran misalnya adanya penggunaan sinar ronzen, sinar laser,
getaran ultra sonic, sehingga mengakibatkan merosotnya daya tahan manusia
secara alami yang hanya dapat dipertahankan dengan dukungan teknologi yang
makin lama makin dituntut kecanggihannya.
2.Hujan Asam
Hujan asam merupakan istilah umum
untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya turunnya
asam dari atmosfir ke bumi bukan hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga
“kering”. Sehingga dikenal pula dengan istilah deposisi (penurunan/pengendapan)
basah dan deposisi kering. Bhatfi et.al (1992) mengemukakan bahwa hujan asam dapat
terjadi ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat-zat asam lainnya di
atmosfer. Sinar matahari akan mempercepat terjadinya reaksi antar zat-zat
tersebut.
Deposisi basah mengacu pada hujan
asam, kabut dan salju. Ketika hujan asam ini mengenai tanah, ia dapat
berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan, tergantung dari konsentrasi asamnya,
kandungan kimia tanah, buffering capacity (kemampuan air atau
tanah untuk menahan perubahan pH), dan jenis tumbuhan/hewan yang terkena.
Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam. Sekitar 50%
keasaman di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering. Kemudian
angin membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah
dan pohon.
Ketika hujan turun, partikel asam yang
menempel di bangunan atau pohon tersebut akan terbilas, menghasilkan air
permukaan (run off) yang asam. Angin dapat membawa material asam pada
deposisi kering dan basah melintasi batas kota dan Negara sampai ratusan kilometer.
Untuk mengukur keasaman hujan asam igunakan pH meter. Hujan dikatakan
hujan asam jika telah memiliki pH dibawah 5,0 (Air murni mempunyai pH 7). Makin
rendah pH air hujan tersebut, makin berat dampaknya bagi mahluk hidup.
Terdapat 3 jenis polutan utama yang
menyebabkan terjadinya hujan asam yaitu sulfur dioksida (SO2),
nitrogen oksida (NO) dan zat-zat organic yang mudah menguap. Sumber dari
kandungan sulfur alami diudara sebagian besar sekitar 25 sampai 30% berasal
dari letusan gunungapi. Selain secara alami gas sulfur juga berasal dari
pembakaran batubara dan berasal dari emisi industri.
Nitrogen oksida (NO) selain berasal
dari letusan gunungapi, sumber dari zat ini adalah dari emisi tanah, kilat,
pertukaran gas stratosfer troposfer, dan pembakaran biomassa. NO
merupakan hasil pembakaran bahan bakar hidrokarbon, baik bahan bakar fosil
maupun dari biomassa. Amoniak dihasilkan dari emisi pupuk. Sumber-sumber
pencemar ini berasar dari pembuangan asap mesin (kendaraan bermotor dan stasiun
pembangkit energy) dan pembakaran biomassa.
3.Dampak Rumah Kaca
Secara alamiah sinar matahari yang
masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke
angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas
di atmosfer yang menyelimuti bumi –disebut gas rumah kaca, sehingga sinar
tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca
(ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan
terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat
menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.
Peristiwa alam ini menyebabkan bumi
menjadi hangat dan layak ditempati manusia, karena jika tidak ada ERK maka suhu
permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Gas Rumah Kaca (GRK)
seperti CO2 (Karbon dioksida), CH4(Metan) dan N2O
(Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6
(Sulphur hexafluoride) yang berada di atmosfer dihasilkan dari berbagai
kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil
(minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan
bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran
dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan. GRK yang
dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan
nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer.
Berubahnya komposisi GRK di atmosfer,
yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia
menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke
angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK
tadi. Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan
meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan
Pemanasan Global.
Sinar matahari yang tidak terserap
permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah
dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas.
Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau
lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu
komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa
(stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau
adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup
lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca
berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu,
akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah
pemanasan global.
4. Lubang Lapisan Ozon
Ozon adalah molekul yang terdiri dari
tiga atom Oksigen. Lapisan ozon adalah suatu lapisan yang terletak di lapisan
stratosfir, 20 – 45 km diatas permukaan bumi, yang terdiri dari molekul-molekul
ozon. Lapisan ini dapat menyerap radiasi ultra violet yang dipancarkan
matahari. Pada lapisan ini ozon terbentuk dan terurai melalui keseimbangan
dinamis. Keberadaan bahan-bahan kimia tertentu di stratosfir dapat mengganggu
kesetimbangan reaksi tersebut, sehingga semakin lama molekul ozon semakin
berkurang, dan menimbulkan lubang ozon.
Kejadian lubang ozon stratosfer di
atas Antartika, di kutub selatan, ditemukan pada awal 1985. Pada tahun 1989, dipastikan
bahwa kemungkinan perusakan lapisan ozon dalam jumlah besar dapat juga terjadi
di daerah Kutub Utara, dan kemungkinan juga di daerah tropis. Selama beberapa
dekade terakhir, CFC yang dilepaskan ke atmos0fer mencapai jumlah yang cukup
besar sehingga jika tidak di cegah, dikhawatirkan akan menghancurkan lapisan
ozon.
C. Pengelolaan
Lingkungan
Perangkat Manajemen Pengelolaan
Lingkungan
Pelestarian lingkungan perlu dilakukan
karena kemampuan daya dukung lingkungan hidup sangat terbatas baik secara
kuantitas maupun kualitasnya. Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH) dilakukan
secara sukarela baik oleh individu maupun kelompok masyarakat yang peduli
terhadap pelestarian lingkungan, dan dilakukan berdasarkan pedoman yang ada
yaitu dengan UndangUndang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PLH). Adapun tujuan dari pedoman PLH adalah agar setiap kegiatan yang
dilakukan oleh pengguna lingkungan tidak merusak lingkungan, melainkan harus
berwawasan lingkungan.
1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL)
Merupakaan telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dampak penting dari suatu usaha atau kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup (PPRI No. 27 tahun 1999 tentang AMDAL).
Penelaahan dampak penting dari aktivitas atau kegiatan pembangunan merupakan
hal pokok yang mendominasi kegiatan studi AMDAL. Dampak penting adalah
perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang disebabkan oleh suatu usaha
kegiatan (PP 51/1993 pasal 1 dan 9).
Lingkungan yang diharapkan dapat
mencegah kerusakan lingkungan dan menjamin upaya -upaya konservasi. AMDAL yang
bersifat preventif tersebut harus merupakan bagian dari proses perijinan suatu
proyek. Melalui cara inilah maka proyek-proyek pembangunan dapat disaring
seberapa jauh dampak negatifnya terhadap lingkungan. Di sisi lain studi AMDAL
juga dapat memberi masukan bagi upaya-upaya untuk meningkatkan dampak positif
dari proyek tersebut. Jadi bisa dikatakan bahwa perangkat pelaksanaan
pengelolaan tersebut bertujuan untuk meminimalkan dampak penting dari suatu
kegiatan yang direncanakan.
2. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
Merupakan perangkat preventif dalam
pencegahan dan penanggulangan dampak lingkungan yang merupakan dokumen yang
dibuat pada fase perencanaan suatu kegiatan pembangunan. Sebagai kelengkapan
dalam memperoleh perizinan. Penyelenggaraan pengelolaan lingkungan dengan
memanfaatkan perangkat sukarela dianggap sebagai gambaran kepeduliaan yang
lebih tinggi dalam upaya pengelolaan lingkungan, karena datangnya dari hati
nurani yang memikirkan kerugiannya atau dampak negatif. Masalah lingkungan
telah mendapat perhatian yang luas di berbagai negara sejak dasawarsa 1970-an
hingga sekarang. Konferensi lingkungan hidup sedunias di Stockholm pada tahun
1972 menghasilkan keputusan yang sangat positif, penanganannya telah banyak
dilakukan baik oleh masing-masing-masing negara seluruh dunia, seperti rusaknya
lapisan ozon, masalah perubahan iklim global dll ini semua menunjukkan bahwa
dalam melakukan pembangunan perlu dilakukan melalui pendekatan ekologis.
3. Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL)
Perubahan lingkungan yang disebabkan
oleh pembangunan baik yang direncanakan maupun diluar rencana, tidak akan
menurunkan atau menghapus kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan kita
pada tingkat kualitas hidup yang lebih tinggi.
Perilaku Saya terhadap Lingkungan di
sekitar rumah:
Saya
bekerja di Puskesmas Pematang Panggang II Kab.Ogan Komering Ilir dan tinggal di
desa catur tunggal Kecamatan Mesuji makmur yang merupakan desa terpencil.setiap
hari saya banyak rutinitas dirumah
bersama suami dan anak-anak,kebetulan suami saya
bekerja di dinas
pertanian&mempunyai hobby bercocok tanaman sehingga saya ikut berperan
dalam memelihara tanaman, Dibelakang rumah terdapat beberapa tanaman seperti
tomat, jeruk kunci, serai,laos,kunyit,cabe, pisang, sawo, jambu air,jambu
bangkok, rambutan,dan macam-macam bunga.Saya mempunyai kesempatan setiap hari untuk
menyiram tanaman tersebut kadang di
waktu pagi hari atau di sore hari,di saat menyiram tanaman sering sambil
berkomunikasi dengan tananaman supaya tumbuh subur cepat berbuah.dari pengalaman
saya, semakin sering tanaman kita ajak bicara semakin subur,cepat berbuah dan banyak
buah yang dihasilkannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar