Senin, 07 April 2014

Hubungan manusia dengan lingkungan


HUBUNGAN MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN

I.              PENDAHULUAN
Manusia dan lingkungan hidup (alam) memiliki hubungan sangat erat. Keduanya saling memberi dan menerima pengaruh besar satu sama lain. Pengaruh alam terhadap manusiamanusia lebih bersifat pasif, sedangkan pengaruh manusia terhadap alam lebih bersifat aktif. Manusia memiliki kemampuan eksploitatif terhadap alam sehingga mampu mengubahnya sesuai yang dikehendakinya. Dan walaupun alam tidak memilikim keinginan dan kemampuan aktif-eksploitatif terhadap manusia, namun pelan tapi pasti, apa yang terjadi pada alam, langsung atau tidak langsung, akan terasa pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Lingkungan yang indah dan lestari akan membawa pengaruh positif bagi kesehatan dan bahkan keselamatan manusia; sebaliknya, lingkungan yang buruk bagi kehidupan manusia. Tindakan eksploitatif manipulatif terhadap alam akan mengakibatkan kerusakan langsung terhadap alam, dan secara tidak langsung hal itu akan berdampak negatif bagi kehidupan manusia khususnya, dan kehidupan berbagai mahluk lain pada umumnya. Sebaliknya, apabila manusia menunjukkan kasih sayang yang besar terhadap alam, dengan memelihara dan melestarikannya, maka alam akan menjamin kelangsungan hidup manusia dalam suasana nyaman dan menyenangkan.
Kemajuan ilmu dan teknologi manusia telah banyak membawa kesejahteraan hidup mereka. Namun tampaknya kesejahteraan ini diperoleh bukannya tanpa resiko terhadap ancaman eksistensi mereka sebagai organisme hidup. Produk-produk industry akan dibarengi dengan hasil sampingan yang bisa merusak kualitas lingkungan hidup manusia di samping bahwa produk itu sendiri di belakang harinya. Inilah sebabnya maka dalam dunia modern seperti sekarang ini manusia menjadi semakin sadar akan masalah lingkungan hidup mereka.
A.Pengertian Manusia.
Manusia adalah organisme yang sangat kompleks, dimana secara hirarkinya didasari oleh latar belakang atau asal usul dari penciptaan manusia itu sendiri(1). Karena manusia itu mempunyai jiwa fisik, yang mana keduanya mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam arti lain menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis (individu) dan makhluk sosial(2). Menurut Van den Daele pada dasarnya ada dua proses perubahan yang saling bertentangan yang terjadi secara bersamaan selama kehidupan itu berlangsung, yaitu proses perkembangan dan perubahan yang mendasar dari pengaruh internalisasi dan eksternalisasi pada manusia itu sendiri. Proses-proses tersebut mengakibatkan terjadinya berbagai macam perubahan pola pikir manusia yang secara alamiah sudah tertanam sejak ia dilahirkan. Perubahan pola pikir mengakibatkan terjadinya keanekaragaman hasil-hasil kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi(3).
Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya(4). Lingkungan merupakan sebagai sebuah system (satu kesatuan) yang tersusun dari komponen fisik, biotik, serta cultural yang dalam keadaan yang equibilium (seimbang) serta berorientasi untuk kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.
B.Hubungan Antara Manusia Dan Lingkungan


1.Manusia Dan Lingkungan
Lingkungan dan masyarakat merupakan dua konsep yang memiliki keterkaitan secara fungsional dalam konteks ekologi dan ekosistem. Secara konsepsional bahwa manusia merupakan faktor dominan terhadap lingkungannya (man ecological dominant concept) telah menampakan fenomena kehidupan yang antar wilayah dan antar masyarakat. Beragam aktivitas, perbedaan tingkat kesejahteraan dan dinamika perubahan masyarakat merupakan konsekuensi logis dari konsep tersebut.
Banyaknya pendapat yang menyatakan bahwa di permukaan bumi ini terdapat hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan alam. Pada garis besarnya adalah :
a.            Kehidupan manusia dan kebudayaan ditentukan oleh alam.
b.            Manusia dan kebudayaan tidak ditentukan oleh alam, tetapi manusia mempunyai peranan aktif terhadap alam sehingga manusia dapat memilih kebudayaannya sedangkan alam hanya memberikan kemungkinan-kemungkinan saja.
Pendapat pertama merupakan paham determinis yang menyatakan bahwa faktor-faktor geografik atau alam sering memmaikan mperanan yang dinamik dalam perkembangan kebudayaan manusia berarti alam tidak memerankan peranan yang pasif. Sedangkan pendapat kedua merupakan pandangan possibilis bahwa hampir semua praktek kebudayaan yang spesifik tidak dengan logis dikembalikan langsung pada alam sebagai habitat geografis semata-mata, melainkan manusia yang memegang peranan dalam menentukan budayanya (aktif). Dengan demikian bahwa setiap pernyataan yang dimiliki oleh paham determinis dan paham possibilis tidak selalu benar dan tidak selalu salah karena tergantung dengan keadaan alam atau manusia sendiri.
a)      Fisis Determinis          
Para ahli fisis determinis berpendapat bahwa keadaan alam suatu daerah seperti cuaca, iklim, persediaan air, jenis tanah, jenis batuan lingkungan sosial serta fauna flora dimana manusia itu berada akan menentukan sifat  lahir dan rohaniahnya. Apabila manusia tidak menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut maka manusia yang bersangkutan akan binasa. Pandangan  tersebut jenas sekali bahwa tidak ada tawar menawar antara manusia dengan alam sehingga kreatifitas manusia untuk mengubah alam tidak nampak, seolah-olah manusia sebagai manusia yang pasif di dunia.
Paham determinis ini dipengaruhi oleh pendapat Charles Darwin yang berpendapat bahwa manusia untuk mencapai tujuannya dengan jalan merencanakan sedangkan alam dapat mencapai tujuannya dengan jalan seleksi. Dengan demikian untuk lolos dari seleksi alam maka muncul apa yang dinamakan dengan perjuangan hidup, hanya hewan (manusia) paling ulet yang mampu menyesuaikan diri dengan iklim dan suasana disekitarnya maka mereka lah yang berhasil mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pandangan ahli fisis determinis mengenai manusia dengan lingkungannya dalah sebagai berikut:
v  Hipocrates
Menghubungkan kondisi udara dan tanah atau tempat dengan kondisi kesehatan manusia.
v  Aristoteles
Menyatakan bahwa bangsa-bangsa yang terdapat dibenua Eropa terutama mereka yang menenpati wilayah dingin mempunyai semangat yang tinggi tetapi intelegensinya kurang dan masyarakatnya dalam mengelola alam tidak terampil sehingga organisasi sosialnya lemah, secara politis tidak dapat mengalahkan negara tetangga mereka. Sedangkan penduduk di Asia cukup terampil dan mempunyai intelegensi yang tinggi tetapi mempunyai semangat yang lemah sehingga mudah di jajah oleh bangsa lain. adapun bangsa Yunani berada di antara benua Asia dan Eropa mempunyai sifat-sifat yang terbaik daripada bangsa –bangsa Asia dan Eropa.
v  Jean Bodin (1530 – 1596)
Mengemukakan ciri-ciri penduduk Eropa dengan tiga zone iklim yaitu:
ü  Di Utara merupakan zone dingin membentuk manusia yang kuat tetapi mentalnya lemah, dalam dunia politik masyarakatnya cenderung lebih menyukai sistem demokrasi.
ü  Di Selatan merupakan zone panas menciptakan manusia yang mempunyai intelegensi tinggi tetapi malas bekerja, dalam dunia politik masyarakatnya bersifat pasif.
ü  Di bagian tengah merupakan zona hangat, menciptakan masyarakat yang mempunyai ciri-ciri campuran antara masyarakat yang rajin bekerja dengan masyarakat yang mempunyai intelegensi tinggi dan mereka mempunyai pemerintahan dengan sistem kerajaan.
v  Montesquieu
Hubungan antara Geografi dengan politik yang berpusat pada iklim. Bahwa panas yang tinggi melemahkan kekuatan dan keberanian manusia, sedangkan pada iklim yang dingin menumbuhkan kekuatan jiwa tertentu yang memungkinkan manusia berbuat langgeng, menngejutkan, besar dan berani.  Kesimpulan dari pernyataan di atas bahwa manusia yang berada di wilayah iklim panas mempunyai jiwa pengecut sehingga mereka menjadi budak sedangkan manusia yang menepati iklim dingin mempunyai keberanian sehingga mempunyai jiwa yang bebas.
v  Karl Ritter
Berpendapat bahwa faktor alam merupakan faktor yang utama dalam setiap gejala yang berhubungan dengan manusia. Adapun kehidupan manusia tidak terlepas daro kehendak Tuhan.
v  Friederich Ratzel
Berpendapat bahwa alam menentukan kehidupan dan kebudayaan manusia. Yang banyak menerima pandangan dari Darwin melalui pendekatan deduktif.
v  Elsworth Hungtington
Seorang yang berpandangan pada determinis iklim yang menyatakan bahwa iklim suatu daerah menentukan corak kebudayaan dan intelegensi penduduknya.
v  Griffith Taylor
Seorang ahli geografi yang menganut fisis determinis baru dengan teori Stop dan Jalan bahwa di berbagai wilayah permukaan bumi kelihatannya manusia seakan-akan tidak dikendalikan oleh lingkungan alan melainkan lingkungan manusia berusaha untuk mengubah lingkungannya, padahal alam untuk sementara waktu sedang menghentikan rencana-rencananya, jika alam mulai lagi dengan rencananya maka hasil karya manusia di alam ini dapat dihancurkan (stop dan jalan) artinya manusia tidak melihat rencana alam tersebut sehingga terjadi benturan.
 Sebagai contoh kota San Fransisco di pantai Barat Amerika Serikat pernah hancur akibat gempa bumi tektonik yang disebabkan oleh pergeseran lempeng Pasifik di San Andreas pada tahun 1906. Tetapi dengan waktu yang tidak begitu lama kota dibangun kembali. Pada tanggal 17 Oktober 1989 terjadi lagi gempa bumi sehingga kehancuran tidak lagi dielakkan. Penduduk wilayah tersebut kurang menyadari bahwa San Fransisco merupakan zone pergeseran lempeng tektonik sehingga rencana manusia terjadi benturan dengan rencana alam.
Menurut paham fisis determinis bahwa lingkungan fisis dan biotik mempunyai peranan dalam menentukan sikap dan tindakan manusia. Adapun kondisi fisik (abiotik) tersebut meliputi : L (lahan), A (air), T (tumbuhan), I (iklim), H (hewan), dan U (udara).

 
v  Possibilisme
Munculnya paham possibilis merupakan reaksi terhadap paham fisis determinis karena memandang manusia sebagai makhluk yang pasif, sehingga tidak dapat berbuat sesuatu untuk meningkatkan hidupnya. Manusia sebagai makhluk yang berakal mampu mengatasi kekuatan alam, manusia berusaha untuk mengubah keadaan sekelilingnya demi masa depan kehidupan yang lebih baik.
v  Paul Vidal de la Balche
Menyatakan bahwa alam bukan merupakan penentu suatu kebudayaan, fisik dan rohani manusia tetapi alam hanya berfungsi sebagai pemberi kemungkinan terhadap aktivitas manusia sebagai makhluk yang bertindak aktif, tidak menunggu segala sesuatu yang disediakan oleh alam. Alam memberikan kemungkinan segala alternatif terhadap manusia, cara memilih kemungkinan-kemungkinan alamiah melalui kebudayaan yang dimiliki setiap masyarakat di berbagai wilayah.
v  Jean Brunhes
Menyatakan bahwa alam merupakan sumber dari segala kemungkinan yang membantu aktivitas manusia dalam perjuangan kehidupannya. Sehubung hal itu manusia menentukan pilihan atas berbagai kemungkinan tersedia. Brunhes mengutamakan kelompok dalam menciptakan kenyataan terhadap bentang alam, manusia tidak sendirian mengubah alam lingkungannya tetapi bersama-sama dengan kelompoknya untuk mencapai tujuan maka kelompok manusia tersebut melahirkan suatu kebudayaan.

v  Carl O Sauer
Pemikirannya tentang interelasi manusia dengan alam, sedangkan pandangannya mengenai alam yaitu bahwa alam memberikan kemungkinan dan kesempatan yang bisa dimanfaatkan oleh manusia, sifat-sifat dan fenomena alam.
v  Le Lannau
Berpendapat bahwa manusia di lingkungan tempat tinggalnya tidak aktif secara sendiri-sendiri dan setiap aktivitas manusia akan membekas di permukaan bumi.
Pengaruh manusia terhadap lingkungan alam menjadi semakin dominan sehingga terjadi timbal balik antara manusia dengan alam maupun dengan kehidupan manusia seperti adanya kerusakan lingkungan maupun bencana alam akibat dari hasil aktivitas manusia.
 Komponen M (manusia) dilingkungan alam dapat digolongkan ke dalam masyarakat yang sedang berkembang atau masyarakat maju, sehingga mereka mampu untuk mengola alam.
Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya merupakan bentuk dari mata pencaharian yang tidak dapat terlepas dari lingkungan, hubungan antara manusia dengan lingkungan merupakan bentuk interkasi baik saling menguntungkan maupun merugikan lingkungan akibat terlalu dieksploitasi yang berlebihan sehingga merugikan manusia itu sendiri.
Soerjani mengatakan bahwa di dalam sistem lingkungan hidup terdapat tiga komponen utama yaitu :
a.Lingkungan hidup alami
Manusia yang terdapat di dalamnya hidup selaras dengan alam sehingga manusia tersebut tunduk kepada hukum-hukum alam yang berlaku. Manusia tidak hanya melakukan perubahan terhadap lingkungan dan di dalamnya hidup secara Immanen.
b.Lingkungan hidup buatan
Manusia dapat hidup dan berkembang berkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya sehingga kebudayaanya pun semakin berkembang. Dalam perkembangannya lingkungan budaya mutlak diperlukan untuk meningkatkan daya dukung sumber daya alam terhadap kualitas hidup manusia.
c..Lingkungan hidup sosial
Manusia dipermukaan bumi tidak hidup sendiri melainkan bersama-sama dengan manusia lain. Kehidupan bersama ini merupakan jaringan hubungan sosial antara manusia yang melahirkan pranata-pranata sosial yang berfungsi mengatur kehidupannya.
Diantara ketiga komponen tersebut diperlukan keseimbangan melalui proses seleksi atau adaptasi. Proses ini terjadi karena adanya aliran materi, energi dan informasi diantara ketinganya. Melalui upaya keseimbangan diantara ketiganya, manusia sekaligus dapat memenuhi kewajibannya memelihara hubungan yang serasi dengan sesama manusia, manusia dengan lingkungannnya dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa sebagai Pencipta. 
2. Masyarakat Dan Kebudayaan
Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, bentuk jamak dari buddhi yaitu budi atau akal sehingga kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal atau budi. Kebudayaan adalah segala yang dihasilkan manusia berdasarkan kemampuan akalnya.
Adapun istilah culture merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan yang berasal dari bahasa Latin yaitu colere artinya mengolah atau mengerjakan yaitu mengolah tanah atau bertani. Maka dapat diartikan bahwa culture merupakan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Unsur kebudayaan universal berdasarkan tingkat keabstrakan dan kekongkretan adalah sebagai berikut:
 Sistem Teknologi Atau Peralatan
 Sistem Mata Pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.
 Sistem Kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan)
Sistem Pengetahuan
Sistem Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya)
 Sistem Religi (sistem kepercayaan)
Sistem Bahasa (lisan maupun tulis)
Terdapat tiga macam bagaimana kebudayaan itu dipelajari dan diterima sebagai milikinya yaitu :
a) Kebudayaan diperoleh manusia melalui pengalaman hidup dalam menghadapi lingkungannya (terutama aspek fisik baik hayati maupun non hayati diluar manusia).
b) Kebudayaan diperoleh manusia melalui pengalaman hidupnya sebagai makhluk sosial (unsur-unsur lingkungan sosial sebagai konsekuensi dari berbagai bentuk hubungan sosial meliputi: interaksi, interdependensi, adaptasi, imitasi, sosialisasi).
c) Kebudayaan diperoleh manusia melalui komunikasi simbolik (benda, manusia, tindakan, ucapan, gerak tubuh, peristiwa yang memiliki makna).
Masyarakat sebagai pendukung suatu kebudayaan telah menciptakan kebudayaan tersebut karena adanya dorongan dan tuntutan berbagai kebutuhan meliputi kebutuhan jasmaniah, kebutuhan sosial dan kebutuhan kejiwaan. Dengan demikian untuk melihat peranan masyarakat dalam kebudayaan baik secara langsung maupun tidak langsung kebudayaan menentukan tindakan dan gagasan manusia yaitu:
a)Determinisme
Pandangan ini berasal dari ahli sosiologi Perancis bernama Emile Durkheim menunjukan bahwa kebudayaan memiliki bukti yaitu dengan ciri khas yang bersifat eksternal, memaksa dan umum.
 Eksternal artinya kebudayaan tidak tunduk kepada kemauan individu tetapi sebaliknya bahwa kebudayaan menentukan individu dan masyarakat.
         Memaksa artinya kebudayaan merupakan kontrol (aturan) sosial dan tidak mempunyai sanksi. Dengan demikian bahwa kebudayaan mempunyai aturan yang memaksa terhadap masyarakat dan masyarakat harus tunduk terhadap nilai-nilai yang tercantum dalam kebudayaan.
Umum artinya bahwa kebudayaan mempunyai aturan yang mengikat terhadap masyarakat sebagai pendukung kebudayaan yang bersangkutan.
b) Psikologisme
Kebudayaan merupakan hasil tindakan individu dalam masyarakat yang merupakan proses psikologis. Bahwa lingkungan sosial dan lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia hanya merupakan komponen yang berada diluar pikiran dan tindakan. Paham ini lebih menekankan pada kebebasan untuk menuangkan ide dan tindakan menusia dalam membentuk kebudayaanya. 

3. Konsep Kebudayaan Dalam Geografi
Salah satu pendiri geografi modern, Alexander Van Flumboldt (1760 – 1899) melalui pengetahuan dari studinya tentang bentang lahan, iklim, dan vegetasi di Amerika Latin mencoba membahas adanya perbedaan kebudayaan.
Hipoerates, Aristoteles, dan Jean Bodin menggambarkan adanya pengaruh setiap habitat terhadap penduduknya. Sebagai contoh, karena iklim di Eropa terdiri dari dari beberapa musim sehingga fisik – fisik orang eropa lebih besar daripada orang – orang Asia. Demikian juga dalam hal perjuangan, organisasi maupun politik.
4. Environmentalism
Environmentalism adalah perlindungan lingkungan hidup dari pengaruh- pengaruh luar, misalnya pencemaran, bising, pemanasan global, dan perusakan sumber daya alam.
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat  tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfungsi bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak. Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
o   Jumlahnya melebihi jumlah normal
o   Berada pada waktu yang tidak tepat
o   Berada pada tempat yang tidak tepat
Sifat polutan adalah:
·         Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi
·         Merusak dalam jangka waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.


Macam – macam pencemaran (polusi) yaitu:
a)  Pencemaran udara, dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai Karbon monoksida (CO) dan lainnya. Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian.
b) Pencemaran air, polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:
*      Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan
sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan
industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat
racun.
*      Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan O2 di air
berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
*      Fosfat hasil pembusukan dan pupuk pertanian
terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral
yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming
alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis
karena sinar matahari terhalang.
c) Pencemaran tanah, disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
·         Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng.
·         Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit
diuraikan)
·         Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.
d)     Pencemaran udara, disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.

B.     Dampak Perubahan Lingkungan Terhadap Kehidupan Manusia
Pada saat ini terjadinya kemerosotan kualitas lingkungan sudah menjangkau ke berbagai kehidupan seperti : terjadinya mutasi gen manusia terselubung, hujan asam, dampak rumah kaca, penipisan lapisan ozon yang terus meningkat.
1. Mutasi Gen Manusia Terselubung
Disebabkan karena berkembangnya teknologi kedokteran misalnya adanya penggunaan sinar ronzen, sinar laser, getaran ultra sonic, sehingga mengakibatkan merosotnya daya tahan manusia secara alami yang hanya dapat dipertahankan dengan dukungan teknologi yang makin lama makin dituntut kecanggihannya.
2.Hujan Asam
Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya turunnya asam dari atmosfir ke bumi bukan hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga “kering”. Sehingga dikenal pula dengan istilah deposisi (penurunan/pengendapan) basah dan deposisi kering. Bhatfi et.al (1992) mengemukakan bahwa hujan asam dapat terjadi ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat-zat asam lainnya di atmosfer. Sinar matahari akan mempercepat terjadinya reaksi antar zat-zat tersebut.
Deposisi basah mengacu pada hujan asam, kabut dan salju. Ketika hujan asam ini  mengenai tanah, ia dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan, tergantung dari konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah, buffering capacity (kemampuan air atau tanah  untuk menahan perubahan pH), dan jenis tumbuhan/hewan yang terkena. Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam. Sekitar 50% keasaman di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering. Kemudian angin membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan pohon.
Ketika hujan turun, partikel asam yang menempel di bangunan atau pohon tersebut akan terbilas, menghasilkan air permukaan (run off) yang asam. Angin dapat membawa material asam pada deposisi kering dan basah melintasi batas kota dan Negara sampai ratusan kilometer. Untuk mengukur keasaman hujan asam  igunakan pH meter. Hujan dikatakan hujan asam jika telah memiliki pH dibawah 5,0 (Air murni mempunyai pH 7). Makin rendah pH air hujan tersebut, makin berat dampaknya bagi mahluk hidup.
Terdapat 3 jenis polutan utama yang menyebabkan terjadinya hujan asam yaitu sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO) dan zat-zat organic yang mudah menguap. Sumber dari kandungan sulfur alami diudara sebagian besar sekitar 25 sampai 30% berasal dari letusan gunungapi. Selain secara alami gas sulfur juga berasal dari pembakaran batubara dan berasal dari emisi industri.
Nitrogen oksida (NO) selain berasal dari letusan gunungapi, sumber dari zat ini adalah dari emisi tanah, kilat, pertukaran gas stratosfer troposfer, dan pembakaran biomassa. NO  merupakan hasil pembakaran bahan bakar hidrokarbon, baik bahan bakar fosil maupun dari biomassa. Amoniak dihasilkan dari emisi pupuk. Sumber-sumber pencemar ini berasar dari pembuangan asap mesin (kendaraan bermotor dan stasiun pembangkit energy) dan pembakaran biomassa.

3.Dampak Rumah Kaca
Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi –disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.
Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak ditempati manusia, karena jika tidak ada ERK maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 (Karbon dioksida), CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur hexafluoride) yang berada di atmosfer dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer.
Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.
Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global.
4. Lubang Lapisan Ozon
Ozon adalah molekul yang terdiri dari tiga atom Oksigen. Lapisan ozon adalah suatu lapisan yang terletak di lapisan stratosfir, 20 – 45 km diatas permukaan bumi, yang terdiri dari molekul-molekul ozon. Lapisan ini dapat menyerap radiasi ultra violet yang dipancarkan matahari. Pada lapisan ini ozon terbentuk dan terurai melalui keseimbangan dinamis. Keberadaan bahan-bahan kimia tertentu di stratosfir dapat mengganggu kesetimbangan reaksi tersebut, sehingga semakin lama molekul ozon semakin berkurang, dan menimbulkan lubang ozon.
Kejadian lubang ozon stratosfer di atas Antartika, di kutub selatan, ditemukan pada awal 1985. Pada tahun 1989, dipastikan bahwa kemungkinan perusakan lapisan ozon dalam jumlah besar dapat juga terjadi di daerah Kutub Utara, dan kemungkinan juga di daerah tropis. Selama beberapa dekade terakhir, CFC yang dilepaskan ke atmos0fer mencapai jumlah yang cukup besar sehingga jika tidak di cegah, dikhawatirkan akan menghancurkan lapisan ozon.
C.    Pengelolaan Lingkungan
Perangkat Manajemen Pengelolaan Lingkungan
Pelestarian lingkungan perlu dilakukan karena kemampuan daya dukung lingkungan hidup sangat terbatas baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH) dilakukan secara sukarela baik oleh individu maupun kelompok masyarakat yang peduli terhadap pelestarian lingkungan, dan dilakukan berdasarkan pedoman yang ada yaitu dengan UndangUndang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH). Adapun tujuan dari pedoman PLH adalah agar setiap kegiatan yang dilakukan oleh pengguna lingkungan tidak merusak lingkungan, melainkan harus berwawasan lingkungan.
1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Merupakaan telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting dari suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup (PPRI No. 27 tahun 1999 tentang AMDAL). Penelaahan dampak penting dari aktivitas atau kegiatan pembangunan merupakan hal pokok yang mendominasi kegiatan studi AMDAL. Dampak penting adalah perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang disebabkan oleh suatu usaha kegiatan (PP 51/1993 pasal 1 dan 9).
Lingkungan yang diharapkan dapat mencegah kerusakan lingkungan dan menjamin upaya -upaya konservasi. AMDAL yang bersifat preventif tersebut harus merupakan bagian dari proses perijinan suatu proyek. Melalui cara inilah maka proyek-proyek pembangunan dapat disaring seberapa jauh dampak negatifnya terhadap lingkungan. Di sisi lain studi AMDAL juga dapat memberi masukan bagi upaya-upaya untuk meningkatkan dampak positif dari proyek tersebut. Jadi bisa dikatakan bahwa perangkat pelaksanaan pengelolaan tersebut bertujuan untuk meminimalkan dampak penting dari suatu kegiatan yang direncanakan.
2. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
Merupakan perangkat preventif dalam pencegahan dan penanggulangan dampak lingkungan yang merupakan dokumen yang dibuat pada fase perencanaan suatu kegiatan pembangunan. Sebagai kelengkapan dalam memperoleh perizinan. Penyelenggaraan pengelolaan lingkungan dengan memanfaatkan perangkat sukarela dianggap sebagai gambaran kepeduliaan yang lebih tinggi dalam upaya pengelolaan lingkungan, karena datangnya dari hati nurani yang memikirkan kerugiannya atau dampak negatif. Masalah lingkungan telah mendapat perhatian yang luas di berbagai negara sejak dasawarsa 1970-an hingga sekarang. Konferensi lingkungan hidup sedunias di Stockholm pada tahun 1972 menghasilkan keputusan yang sangat positif, penanganannya telah banyak dilakukan baik oleh masing-masing-masing negara seluruh dunia, seperti rusaknya lapisan ozon, masalah perubahan iklim global dll ini semua menunjukkan bahwa dalam melakukan pembangunan perlu dilakukan melalui pendekatan ekologis.
3. Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh pembangunan baik yang direncanakan maupun diluar rencana, tidak akan menurunkan atau menghapus kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan kita pada tingkat kualitas hidup yang lebih tinggi.
Perilaku Saya terhadap Lingkungan di sekitar rumah:
Saya bekerja di Puskesmas Pematang Panggang II Kab.Ogan Komering Ilir dan tinggal di desa catur tunggal Kecamatan Mesuji makmur yang merupakan desa terpencil.setiap hari saya banyak rutinitas dirumah  bersama suami dan anak-anak,kebetulan suami saya
bekerja di dinas pertanian&mempunyai hobby bercocok tanaman sehingga saya ikut berperan dalam memelihara tanaman, Dibelakang rumah terdapat beberapa tanaman seperti tomat, jeruk kunci, serai,laos,kunyit,cabe, pisang, sawo, jambu air,jambu bangkok, rambutan,dan macam-macam bunga.Saya mempunyai kesempatan setiap hari untuk menyiram tanaman tersebut  kadang di waktu pagi hari atau di sore hari,di saat menyiram tanaman sering sambil berkomunikasi dengan tananaman supaya tumbuh subur cepat berbuah.dari pengalaman saya, semakin sering tanaman kita ajak bicara semakin subur,cepat berbuah dan banyak buah yang dihasilkannya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar