PEMBUATAN MINI KOMPOSTER
A.
Pendahuluan
Selama ini
kita lihat sekeliling kita banyak sekali sampah – sampah yang berserakan tak
terkontrol, ada di mana – mana, mulai dari lingkungan rumah kita hingga di
lingkungan sekolah. Sampah – sampah tersebut membuat lingkungan kita menjadi
kotor, dapat menimbulkan pencemaran, dan bencana alam seperti banjir. Sampah
juga dapat dianggap sebagai sumber penyakit. Bila kita lihat penumpukan sampah
yang tak terurus ini sering terlihat di tempat-tempat umum, bahkan di sekolah
kita. Padahal di saat global warming seperti ini kita harus dapat menghijaukan
lingkungan, bukannya malah mencemari lingkungan. Kalaupun sampah – sampah itu
telah dibuang, sampah itu dibuang begitu saja karena kita menganggap sampah –
sampah itu adalah barang yang sudah tidak berguna, barang yang sudah tidak
mempunyai manfaatnya lagi. Padahal sebenarnya kita telah keliru, sampah itu
banyak manfaatnya untuk kehidupan kita bila kita mau mengolahnya dengan baik.
Karena sampah itu sendiri adalah benda buangan dari aktivitas kita yang belum
memiliki nilai ekonomis Salah satu
pemasok sampah berasal dari rumah tangga, berupa sampah organic dan An-organik
I.
Sampah organik
dibagi dua yaitu :
·
Sampah Organik
Hijau (sisa sayur mayur dari dapur).
Contohnya : tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam, kulit terong,
wortel, labuh siam, ubi, singkong, kulit buah-buahan, nanas, pisang, nangka,
daun pisang, semangka, ampas kelapa, sisa sayur / lauk pauk, dan sampah dari
kebum (rumput, daun-daun kering/basah).
·
Sampah Organik
Hewan yang dimakan seperti ikan, udang, ayam, daging, telur dan sejenisnya.
Sampah organik hijau dipisahkan
dari sampah organik hewan agar kedua bahan ini bisa diproses tersendiri untuk
dijadikan kompos.
II.
Sampah
anorganik yaitu berupa bahan-bahan seperti kertas, karton, besek, kaleng, bermacam-macam
jenis plastik, styrofoam, dll.
Pembuatan kompos (composting)
dapat dijadikan jalan keluar dalam mengelola limbah. Kompos sangat berguna
dalam memanfaatkan sampah organik (berasal dari benda hidup) menjadi material
yang dapat menyuburkan tanah (pupuk kompos). Selain itu, pembuatan kompos
secara komersil dapat dijadikan sebuah peluang usaha yang menggiurkan. Seiring
dengan berjalannya waktu, sampah yang dihasilkan manusia akan terus bertambah
dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia tersebut. Sampah yang tidak
dikelola dengan baik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, bahkan sampah
telah menjadi masalah serius di perkotaan. Kompos dapat dibuat untuk
meminimalisasi efek negatif yang ditimbulkan sampah dengan membuatnya menjadi
lebih bermanfaat secara ekologis maupun finansial.
Pemanfaatan sampah organik pada
pembuatan kompos ini dapat dijadikan jalan keluar dalam mencegah timbulnya
kembali tumpukan sampah seberat ribuan ton yang telah menyebabkan longsor dan
korban jiwa. Jika saja sebelumnya sampah tersebut dapat diolah menjadi kompos,
maka musibah longsor dan korban jiwa dapat dihindarkan.
B. Prinsip
pengomposan
Christopher
J. Starbuck, seorang ahli holtikultura dari University of Missouri
menjelaskan, kompos merupakan bahan organik yang telah membusuk beberapa bagian
(partially decomposed) sehingga berwarna gelap, mudah hancur (crumbled),
dan memiliki aroma seperti tanah (earthy). Kompos dibuat melalui proses
biologi, yaitu seperti penguraian pada jaringan tumbuhan oleh organisme yang
ada dalam tanah (soil). Ketika proses pembusukan selesai, kompos akan
berwarna coklat kehitaman dan menjadi material bubuk bernama humus.
Dalam
kondisi alami, hewan dan tumbuhan akan mati di atas tanah. Makhluk hidup yang
telah mati tersebut akan diuraikan bakteri pembusuk, kemudian membentuk suatu
material yang dapat menghidupkan dan menyuburkan tanaman. Proses yang terjadi
dalam pembuatan kompos ini tidak jauh berbeda dengan proses pada penguraian
tersebut. Oleh karena itu, pembuatan kompos sering dianggap sebagai seni dalam
merubah kematian menjadi kehidupan (the art of turning death into life).
National
Organic Gardening Centre yang
berada di Kota Coventry, Inggris dalam publikasinya menjelaskan, pembuatan kompos
pada dasarnya adalah membuat suatu kondisi yang mendukung (favourable
condition) bagi pertumbuhan populasi mikroorganisme dalam proses pembusukan
untuk membuat material humus yang sangat penting bagi tanah. Pembusukan dalam
pembuatan kompos akan lebih cepat (speeded up) dibandingkan dengan
pembusukan yang terjadi pada proses alami.
Prinsip
pembuatan kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan mikroorganisme
sebagai aktivator. Mikroorganisme tersebut dapat diperoleh dari berbagai
sumber, seperti kotoran ternak (manure) atau bakteri inokulan (bakterial
inoculant) berupa Effective Microorganisms (EM4), orgadec,
dan stardec. Mikroorganisme tersebut berfungsi dalam menjaga
keseimbangan karbon (C) dan nitrogen (N) yang merupakan faktor penentu keberhasilan
pembuatan kompos.
C.
Aplikasi
I. Alat-alat
yang diperlukan adalah:
1.
Pencacah (pisau atau mesin pencacah).
2.
Bak komposter mini lengkap dengan tutupnya (bisa
dibuat dari ember bekas cat ukuran 25 kg).
3.
Sprayer
untuk menyemprot bio aktivator.
Mini
Composer dan larutan bioaktivator
|
Rancangannya :
II. Cara
Pembuatan:
1.
Pisahkan sampah daun/sayur dengan sampah non organik.
2.
Rajang/cincang/cacah sampah organik dengan ukuran 1-2
cm.
3.
Masukkan sampah organik yang sudah dicacah ke dalam
komposter mini.
4.
Semprot/siram sampah organik dengan larutan
bioaktivator hingga merata dengan takaran satu tutup botol (10 cc), dicampur
dengan satu liter air.
5.
Tutup rapat-rapat bak komposter mini dan letakkan di
tempat teduh. Lakukan penyemprotan setiap kali memasukkan sampah organik dan
tutup kembali. Lakukan penambahan dan penyemprotan sampah organik secara
berulang sampai bak komposter mini penuh.
6.
Diamkan selama tujuh sampai 14 hari agar terjadi
proses komposting yang akan menghasilkan pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair
dan pupuk padat dipisahkan oleh saringan.
7.
Pupuk cair dapat diambil dengan membuka keran mulai
pada hari ke-5 dan seterusnya. Jika air lindi (pupuk cair) berbau tak sedap,
campurkan dengan air dengan perbandingan 1 : 5. Tambahkan pula satu sendok
makan kapur sirih yang dilarutkan dengan air, kemudian tuang ke dalam botol
lindi. Warna lindi akan berubah jadi agak jernih dan tak berbau.
8.
Ambil pupuk padat yang sudah menjadi bubur kompos,
tambahkan bahan aditif (dapat berupa sekam, arang sekam, serbuk gergaji
perbandingan 2 : 1).
9.
Sebelum digunakan sebagai pupuk atau media tanam,
kompos harus terlebih dahulu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
10. Pupuk
organik cair dapat langsung digunakan sebagai pupuk tanaman. Apabila pupuk cair
organik akan disimpan, sebaiknya difermentasi dahulu dengan bahan bioaktivator
dengan perbandingan 4 : 1.
DOKUMENTASI
Lucky Club Casino Site - Lucky Club Live
BalasHapus› games › lucky-club › games › lucky-club Lucky Club Casino luckyclub is a fully licensed gambling site that provides real money gambling games, live casino games, online poker room,